Selasa, 25 November 2014

Korea Selatan dan Tiongkok Diserang Aplikasi Berbahaya

Liputan6.com, Menurut laporan perusahaan keamanan komputasi Trend Micro, baru-baru ini telah terjadi serangan cyber berbahaya terhadap lebih dari 20 ribu pengguna smartphone di Korea Selatan. Bahkan jenis serangan cyber yang sama telah terdeteksi meluas hingga ke Tiongkok.

Dari penelusuran jejak-jejak serangan, pakar-pakar threat Trend Micro berhasil mengungkap bahwa para penjahat cyber yang bertanggung jawab di balik serangkaian serangan tersebut merupakan anggota aktif di forum-forum bawah tanah yang memanfaatkan aplikasi-aplikasi bajakan, khususnya versi bajakan dari berbagai aplikasi gaming populer.

Para pelaku serangan cyber ini bekerja dengan cara mengemas ulang aplikasi game bajakan dan menyisipkan kode-kode berbahaya di dalamnya, kemudian menyebarluaskannya melalui toko aplikasi pihak ketiga, situs Bittorent dan forum-forum internet.

"Penjahat cyber paham bahwa konsumen di Asia begitu menyukai game mobile. Meningkatnya aktivitas penggunaan perangkat mobile memancing para penjahat cyber untuk menjadikan pengguna sebagai sasaran empuk aksi mereka yang kini telah menjadi semakin agresif,” ungkap Paul Oliveria, Technical Communications Manager of Trend Labs, Trend Micro melalui siaran pers yang dipublikasikan.

Setelah ditelusuri, ternyata serangan cyber yang bertujuan untuk mencuri berbagai data pribadi pengguna ini berasal dari jaringan internet yang berlamatkan IP di Jepang. Sementara server DNS yang digunakan berlokasi di Kuala Lumpur, Malaysia. Hal ini dilakukan untuk mengelabui pihak-pihak yang ingin membongkar kejahatan cyber mereka.
"Salah satu cara termudah dan terefektif dalam menghadirkan perlindungan dan serangkaian pertahanan terhadap serangan adalah melalui penggunaan aplikasi keamanan mobile terpercaya," lanjut Oliveria.
Guna melindungi pengguna dari maraknya serangan siber yang menarget para pengguna mobile, Trend Micro meluncurkan Dr. Safety, yakni sebuah aplikasi mobile gratis yang telah dilengkapi pula sebuah fitur unik yang berfungsi untuk memberikan rekomendasi tentang aplikasi game.
Bahayanya, hasil jajak pendapat online yang diselenggarakan oleh Trend Micro, terungkap bahwa responden yang berasal dari Singapura (58%), Malaysia (44%) dan Thailand (44%) mengaku bahwa mereka tidak menggunakan aplikasi keamanan mobile maupun anti virus mobile pada gadget pribadi. (dhi/isk)

Samsung Siap Ekspansi Pasar Smartphone 4G di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Layanan teknologi telekomunikasi berbasis 4G LTE (Long Term Evolution) sedang digenjot persiapannya agar segera bisa tersedia di Indonesia. Ekosistem pendukung 4G pun kemudian menjadi isu hangat perbincangan sebagai faktor yang sedang didorong agar matang dan memenuhi kebutuhan pasar.

Smartphone yang dilengkapi fitur pendukung 4G yang masih terbilang mahal jadi salah satu masalah ekosistem 4G yang harus ditanggulangi. Perusahaan pembuat ponsel yang berpusat di Korea Selatan, Samsung, mengaku tengah mempersiapkan ekspansinya di pasar smartphone berteknologi 4G di Tanah Air.

"Samsung sudah punya beberapa line-up produk berteknologi 4G yang akan masuk ke Indonesia untuk mendukung ekosistem yang sedang dibangun oleh banyak pihak. Kemungkinan di tahun 2015 akan ada beberapa yang masuk ke sini," kata Joedi Wisoeda, Director Product Marketing Samsung Indonesia kepada tim Tekno Liputan6.com.

Ia melanjutkan, perusahaannya telah memiliki line-up yang cukup lengkap terkait kategori harga produk yang akan dipasarkan. Joedi menyebutkan produknya kelak akan mengisi segmen kelas menengah bawah hingga atas agar bisa diakses oleh semua kalangan.

"Sementara ini, produk yang sudah siap 4G yang ada di pasaran Indonesia baru Galaxy Alpha sama Galaxy Tab S ukuran 10 inci dan 8 inci. Nanti akan kita tambah lagi produk di kelas lainnya. Kalau sudah punya Alpha atau Galaxy Tab S tinggal update firmware yang kemungkinan kita sediakan mulai Desember 2014 setelah ujicoba dilakukan operator," tambah Joedi.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menilai ekosistem handset berteknologi 4G LTE masih dinilai sebagaipenghambat digelarnya layanan berbasis internet cepat itu.

Rudiantara berharap handset 4G LTE di pasaran sudah siap setelah para vendor ponsel tentang rencana penggelaran jaringan komersial mulai akhir tahun 2014 ini. (den/isk)

Google Mulai Dekati Tiongkok


Jakarta - Google pelan tapi pasti mulai berusaha memasuki kembali pasar Negeri Tirai Bambu. Salah satunya dengan membuka kesempatan bagi developer lokal untuk menghasilkan uang dari Google Play Store.

Menurut yang dilaporkan Tech Crunch, Selasa (25/11/2014), Google mengumumkan bahwa developer yang menetap di Tiongkok kini bisa menghasilkan uang dari aplikasi Google Play Store. Para developer lokal bisa mengekspor dan menjual aplikasi mereka kepada pengguna Google Play di lebih dari 130 negara, di luar Tiongkok.

Langkah ini akan memberikan kesempatan developer Tiongkok untuk menjangkau ratusan juta perangkat Android yang ada di dunia. Selain itu, mereka juga bisa mendapatkan uang dari in-app purchase, aplikasi gratis berlangganan, serta menjual aplikasi berbayar.

Google mengatakan bahwa developer lokal bisa menerima pembayaran secara langsung melalui rekening bank Tiongkok.

Sebelumnya, para developer Android Tiongkok memang telah bisa menghasilkan uang dari aplikasi mereka. Tapi melalui toko aplikasi pihak ketiga, yang populer di negara tersebut sejak toko aplikasi Google tidak disertakan di dalam perangkat Android yang ada di Tiongkok, serta menggunakan akun developer Google yang terdaftar di luar negeri.

Berita ini muncul tak lama setelah The Information melaporkan bahwa para eksekutif Google sedang membahas peluang kerjasama dengan sejumlah mitra potensial dan pemerintah Tiongkok, untuk meluncurkan layanan Google Play khusus di negara tersebut. Pihak Google menolak mengomentari laporan ini.

Laporan ini sekaligus memberikan indikasi kembalinya Google ke Tiongkok, pasca merelokasi mesin pencari dan layanan lainnya ke luar negara itu pada 2010.

Langkah Google yang tampak ingin menguatkan pijakan di Tiongkok ini dinilai tidak mengherankan, mengingat negara itu adalah pasar smartphone terbesar berdasarkan jumlah pengapalan. Dengan absennya Google, perusahaan telah kehilangan kesempatan untuk meraup untung dari jutaan smartphone dan tablet yang tidak bisa mengakses layanan dan toko aplikasinya di negara itu selama ini. (din/dew)

Kantor Sony Pictures Lumpuh Total Diserang Hacker


New York - Hari ini, Selasa (25/11/2014), para karyawan di kantor Sony Pictures di New York, Amerika Serikat disambut dengan gambar yang aneh ketika mereka mencoba untuk login ke komputer mereka.

Semua komputer di kantor Sony Picture bahkan tidak responsif, menunjukkan gambar Common Gateway Interface (CGI) bergambar monster yang melotot, serangkaian alamat URL, dan pesan bernada mengancam dari kelompok hacker yang mengidentifikasi dirinya sebagai #GOP.

Kelompok hacker itu diduga telah memperoleh sejumlah dokumen sensitif dari Sony Pictures, yang disebutkan berupa file .zip bersama URL yang di-posting, dan mengancam untuk membeberkan rahasia perusahaan jika Sony Picture tidak memenuhi keinginan para hacker.

Dokumen-dokumen yang ada dalam file .zip tersebut bervariasi, mulai dari file mp3 dan file password yang berpotensi sangat sensitif. Bahkan, kelompok hacker itu mengatakan akan menyita banyak akun Twitter sekaligus.

Dilaporkan Reddit, para penyerang mengancam akan menyebarluaskan semua data-data rahasia tersebut pada pukul 18:00 waktu setempat.

"Akibat serangan ini kami tidak bisa menerima atau mengirim email dan bahkan kami tidak dapat menggunakan komputer. Kami down, benar-benar lumpuh," kata seorang sumber seperti dikutip dari laman Deadline, Selasa (25/11/2014). (dew/isk)

Robot Philae Deteksi Molekul Organik di Komet, Ada Kehidupan?


Jakarta - Robot Philae mendeteksi adanya molekul organik di atmosfer komet 67P/Churyumov-Gerasimenko, demikian seperti dikutip dari Fox News, Jumat (21/11/2014). Molekul organik sendiri adalah dasar bagi adanya kehidupan.

Badan Antariksa Eropa telah mengkonfirmasi bahwa sistem COSAC (Comentary Sampling and Composition), yaitu alat analisa gas yang terdapat pada Philae, telah mendeteksi adanya molekul organik sesaat setelah mendarat.

Dr Fred Goesmann, peneliti utama COSAC, mengatakan bahwa tim masih mencoba untuk menginterpretasikan hasil tersebut. Meskipun ditemukan molekul organik, tetapi belum dapat disimpulkan ada atau tidaknya kehidupan di komet tersebut.

Selain itu, tugas lain Philae adalah untuk mengebor permukaan komet. Pengeboran sampai saat ini masih dilakukan untuk dapat mengambil sampel tanah dan meneliti kandungan di dalamnya.

Sebelumnya, Philae telah membuat sejarah pada tanggal 12 November lalu karena untuk pertama kalinya berhasil mendarat di sebuah komet dengan jarak lebih dari 300 juta mil dari bumi setelah misi panjang perjalanan ruang angkasa selama 10 tahun.

Sebelum mendarat, Philae pun mengalami beberapa masalah seperti pendaratan yang tidak mulus dan baterai yang hampir habis.  (rio/dew)

Web Counter

data:label.url#sthash.GLqU6doX.dpuf