Kamis, 13 November 2014

Polri Ringkus 7 Hacker Pembobol Uang Perusahaan

Liputan6.com, Jakarta - Tim Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus‎ (Direksus) Bareskrim Polri meringkus 7 hacker atau peretas spesialis pembobol uang perusahaan melalui dunia maya. 5 Orang di antaranya warga negara Indonesia berinisial RK, WL, SP, MHC, dan IM. Sementara 2 orang lainnya warga negara Nigeria yakni Paspon dan Kalvin yang sudah lebih dulu ditangkap.

Direktur Eksus Brigjen Pol Kamil Razak mengatakan, kasus ini merupakan pengembangan dari penangkapan Paspon dan Kalvin pada Juni 2013. Sementara polisi masih memburu seorang warga Nigeria lainnya yang diduga otak aksi kejahatan tersebut.

"‎Kita sudah bekerja sama dengan Interpol untuk menangkap pelaku sebagai otak dalam kejahatan ini," ucap Kamil Razak di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Jumat (12/9/2014).

Kamil menjelaskan, penangkapan ke-7 pelaku itu dilakukan di tempat yang berbeda di Jakarta. Selain mengamankan pelaku, penyidik langsung menyita dokumen dan beberapa barang bergerak dan tidak bergerak dari para pelaku.

"1 Unit mobil Suzuki Ertiga, 1 unit laptop, dan 1 unit handphone," tutur dia.

Kamil juga membeberkan modus yang digunakan para pelaku dengan memanfaatkan jaringan internet untuk memantau percakapan setiap perusahaan yang akan bertransaksi jual beli.

"Hacker mengetahui ada hubungan percakapan email perusahaan Yantai Newstar Aero Hydraulicis Co. Ltd (Guangzhou, China) dengan Delavan AG Pumps, Inc USA dan McNeilus Companies, Inc USA, soal transaksi keuangan," ujar Kamil.

Kemudian para komplotan hacker itu mengikuti kebiasan dari hubungan email antara perusahaan di China dengan yang di AS dalam transaksi keuangan.

"Oleh para hacker melakukan intercept seolah-olah email yang komunikasi antar kedua belah pihak yang China. Sehingga transaksi keuangan bisa beralih ke yang seolah perusahan China itu," papar Kamil.

Kamil menjelaskan, karena kebiasaan itu kerap dipelajari para komplotan hacker itu, lalu suatu saat diketahui akan terjadi transaksi antara keduanya. Dialihkanlah transaksi tersebut seolah-olah email itu dari perusahaan China yang diajak kerja sama.

"Dengan alasan perusahaan di AS karena rekening perusahaan di China sedang diaudit dan dialihkan ke alamat email yang mereka buat," ungkap Kamil.

Kemudian uang milik perusahaan USA itu ment‎ransfer ke rekening Bank Mandiri atas nama PT Kendivina, dengan alasan rekening perusahaan China sedang dalam proses audit. Setelah uang masuk ke rekening Bank Mandiri antas nama PT Kendivina. Selanjutnya uang itu ditransfer ke beberapa rekening milik para pelaku.

"Ditarik tunai dan dibelanjakan oleh yang menguasai rekening tersebut," tutur Kamil.

Atas kejahatan terorganisir para hacker itu, perusahaan Delavan AG Pumps, Inc mengalami kerugian US$ 227 ribu atau Rp 2,321 miliar, sementara perusahaan McNeilus Companies, Inc mengalami kerugian US$ 101 ribu atau Rp 1,038 miliar.

Kanit Cyber Crime Direktorat Tipideksus Bareskrim Polri AKBP Heru Sulistio mengatakan, pemantauan percakapan email dari 3 perusahaan itu dilakukan di luar Indonesia. "Dari hasil penyelidikan mereka mengoperasikan sistemnya di Amerika. Karena IP-nya UK," timpal Heru. (Sss)

Sumber : Liputan 6

Tidak ada komentar:

Web Counter

data:label.url#sthash.GLqU6doX.dpuf