Senin, 14 April 2014

Klinik Sekar di Solo sukses dengan program bayi tabung kembar

Klinik Sekar di Solo sukses dengan program bayi tabung kembar
Klinik bayi kembar tabung. ©2014 Merdeka.com/Arie SunaryoKlinik Fertilitas Sekar Moewardi Solo, Jawa Tengah, berhasil melakukan program bayi tabung kembar. Sejak 2010 hingga kini, klinik milik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi tersebut sudah melayani 14 pasien program bayi tabung. Dari jumlah tersebut 3 di antaranya berhasil.

Salah satu anggota tim dokter program bayi tabung, dr Eriana Melinawati, Sp.OG (K) mengatakan dari ketiga pasien tersebut hanya 1 yang sukses hingga melahirkan.

"Dua di antaranya mengalami keguguran, dan satu pasien telah melahirkan bayi kembar pada Nopember 2013 lalu," ujar Eriana kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (12/3).

Menurut dr Eriana, bayi tabung berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tersebut, lahir dari pasangan suami istri yang telah menikah selama enam tahun dan belum memiliki keturunan. "Ibu dari bayi tabung tersebut mengalami pembengkakan pada saluran sel telur," ujarnya.

Eriana mengatakan, tingkat keberhasilan bayi tabung memang masih kecil. Di tingkat internasional program bayi tabung yang berhasil hanya 30 hingga 35 persen.

Lebih lanjut Eriana menerangkan, untuk mengikuti program bayi tabung atau teknologi dibantu dengan cara IVF (In Vitro Fertilization) membutuhkan biaya cukup besar yakni antara Rp 50 juta hingga Rp 60 juta untuk sekali masa siklus.

"Karena biayanya cukup tinggi, maka dokter tidak hanya memasukkan satu embrio ke dalam rahim tetapi bisa dua dan maksimal tiga," ucapnya.

Ketua Tim Dokter Prof Dr dr Tedjo Danujo Oepomo menambahkan, di Klinik Sekar Dr Moewardi pasien tak harus membayar biaya di depan, namun bisa dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan yang harus dijalani pasien.

"Tingkat keberhasilan bayi tabung cukup kecil karena sangat dipengaruhi oleh kualitas sel telur yang dihasilkan, kualitas sperma, serta kondisi rahim. Tak hanya itu, usia ibu juga mempengaruhi tingkat keberhasilan. Kalau bisa tidak lebih dari usia 35 tahun," paparnya.

Di Klinik Fertilitas Sekar Dr Moewardi Solo, masih kata Tedjo, juga menyediakan fasilitas penyimpanan embrio yang tersisa sehingga jika suatu saat pasien menginginkan anak lagi, bisa digunakan. Biaya yang harus dikeluarkan untuk penyimpanan embrio tersebut sebesar Rp 4 juta per tahun.

Penyimpanan embrio tersebut maksimal bisa mencapai 80 tahun, tetapi umumnya maksimal hanya lima tahun. Meskipun proses bayi tabung, tetapi pasien tetap bisa melahirkan secara normal tidak harus melalui operasi caesar.

"Pasien juga tidak harus beristirat total, justru disarankan untuk menjalani aktivitas hidup seperti biasa. Syarat yang harus dipenuhi pasien sebelum mengikuti program bayi tabung antara lain surat nikah, dan bebas dari HIV/AIDS."
[mtf]

Tidak ada komentar:

Web Counter

data:label.url#sthash.GLqU6doX.dpuf